Panti Asuhan Baitul Qowwam

Tempel, Baitulqowwam.news

Pondok Pesantren Baitul Qowwam di Tempel, yang semula panti asuhan sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, kini mencoba mengelola asset yang dimiliknya dengan memasuki dunia pertanian melalui  pengembangan tanaman rumput pacong (Cyperus rotundus). Langkah ini merupakan upaya untuk diversifikasi pendapatan dan mendorong keberlanjutan lingkungan di sekitar pondok pesantren.

Menurut Ustad Muhtarom pengembangan tanaman rumput pacong di lingkungan pondok pesantren tidak hanya diinisiasi sebagai usaha bisnis, tetapi juga sebagai cara untuk mendiversifikasi sumber pendapatan.

“ Berawal dari menyewa lahan sawah dari salah satu pengurus Baitul qowwam sebelumnya mencoba tanaman pisang tapi belum optimal, kemudian dicoba tanaman rumput pacong ini meski awalnya belum optimal alhamdulillah saat ini sudah menuai hasilnya dan biaya sewa lahan bisa ditutup dari panennya  dan bahkan ada untung yang bisa didapat” tambahnya.

Menurut Ustads Muhtarom pengelola BQ Farm , menyatakan bahwa “  rintisan penanaman rumput pakan ini telah dimulai sejak  Desember 2022 dan saat ini menghasilkan + 2 ton setiap bulan rumput”.

Ide dari pengembangan potensi panti yang berada di sekitar persawahan yang nantinya bisa  berkembang ke pertenakan yang terintregasi.

Pengelolaan dikoordinir pengasuh ustadz Muhtarom dan dikerjakan bersama anak-anak santri, harapannya bisa memberikan tambahan kompetensi bertani dan berternak santri  dan juga memberikan tambahan pemasukan untuk Panti.

Selain pendidikan, pesantren Baitul Qowwam kini melihat potensi dalam pertanian sebagai sumber penghasilan tambahan yang dapat mendukung keberlanjutan program-program pendidikan dan kesejahteraan komunitas pesantren.

Langkah ini juga sejalan dengan visi pondok pesantren untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Rumput pacong, dengan sifatnya yang tumbuh subur dan ramah lingkungan, dianggap sebagai pilihan pertanian yang cocok. Dengan mengurangi jejak karbon dan meminimalkan penggunaan pestisida, pesantren berharap dapat memberikan contoh positif dalam praktik pertanian berkelanjutan.

 

Dilihat dari produktivitasnya yang sangat tinggi Rumput Pakchong ini memiliki kadar Protein Kasar yang tinggi pula. Protein kasar ini sangat penting bagi hewan ternak untuk produksi daging maupun susu. Rumput Pakchong juga tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat ditanam di berbagai daerah yang kondisi alamnya berbeda beda. Cara menanam rumput Pakchong ini juga mudah. Cukup menggunakan stek sepanjang 2 sampai 3 ruas dengan sistem tanam seperti menanam singkong.

Berikut ini penjelasan secara lebih lengkap keunggulan dari rumput pakchong sebagai pakan ternak sapi : 1)  Rumput pakchong memiliki Kadar Protein yang tingi yaitu 16,45 %, yang artinya lebih tinggi dari rumput odot ( 11,6 % ), rumput  Taiwan ( 13 % ). Dari perbandingan tersebut dapat dipastikan hewan ternak akan terpenuhi nutrisinya dan lekas gemuk saat proses pemeliharaannya. Bahkan kadar protein yang tinggi pada rumput pakchong juga sangat penting bagi hewan ternak terutama bagi sapi perah untuk menghasilkan susu yang lebih banyak. Intinya, pakchong memiliki kandungan protein yang lebih banyak daripada rumput gajah lainnya ; 2) Disukai Hewan Ternak. Rumput pakchong ini dapat tumbuh hingga mencapai 5 meter. Daun dan batangnya tidak ditumbuhi bulu sehingga sangat disukai oleh hewan ternak. Ini karena daun yang ditumbuhi bulu halus biasanya membuat gatal ketika dimakan; 3) Produktivitas Rumput Pakchong paling tinggi diantara rumput yang dikenal para peternak selama ini yaitu bisa mencapai 1.500 ton / ha / tahun, sedangkan rumput odot hanya mampu berproduksi 350 ton  / ha / tahun dan rumput Taiwan sekitar 400 ton / ha / tahun; 4) Walaupun secara saintik rumput Pakchong memiliki jenis spesies yang sama dengan napier India dan napier Taiwan tetapi diantara ketiga jenis tersebut, napier Pakchong dianggap oleh para peternak sebagai jenis yang paling mampu untuk menghasilkan pangan secara langsung bagi ternaknya; 5) Ciri khas rumput Pakchong adalah umur yang panjang dimana pertumbuhannya bisa mencapai usia 9 tahun dan bisa dipanen setiap 40 sampai 50 hari. Rumput ini hanya perlu disiram satu minggu sekali pada saat musim hujan. Selain itu rumput Pakchong ini tidak mempunyai duri sehingga selain memudahkan ternak untuk mengkonsumsinya juga dapat memudahkan para peternak saat pemanenan.

Sebagaimana dilansir dari https://bptupdgmengatas.ditjenpkh.pertanian.go.id/informasipublik/view/16

Pengembangan tanaman rumput pacong melibatkan partisipasi aktif santri. Mereka diberdayakan untuk memahami praktik pertanian modern yang memanfaatkan teknologi dan konsep keberlanjutan. Proses ini diintegrasikan ke dalam program pendidikan pesantren untuk memberikan pengalaman praktis kepada santri dalam mengelola sumber daya alam.

Jenis rumput yang sementara ditanam antara lain Odot, Pakchong, Gama Umami dan Zanzibar serta ke depan rencana akan ditambah dengan bibit-bibit rumput unggulan lain yang memiliki gizi tinggi.

BQ Farm juga menerima jual beli domba, Rumput Hijauan dan Bibit Rumput BQ Farm  di WA 085643386134

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *